Kebab adalah salah satu hidangan yang terkenal di seluruh dunia, terutama di Timur Tengah, Eropa, dan Asia, dengan berbagai varian yang disesuaikan dengan kebiasaan dan selera lokal. Meskipun kebab kini dianggap sebagai makanan internasional https://air-freight-guide.com/ yang dapat ditemukan di berbagai penjuru dunia, asal-usulnya sangat erat kaitannya dengan tradisi kuliner Timur Tengah dan Asia Tengah. Namun, tidak ada satu individu yang dapat dikreditkan sebagai pencipta kebab karena hidangan ini berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan, bahan lokal, dan teknik memasak yang berbeda-beda.
Artikel ini akan mengulas sejarah kebab, bagaimana hidangan ini berkembang, dan siapa saja yang berperan dalam penciptaannya.
1. Asal Usul Kebab
Kebab berasal dari kawasan Timur Tengah, yang mencakup negara-negara seperti Turki, Iran, Syria, Irak, dan Arab Saudi. Kata “kebab” sendiri diperkirakan berasal dari bahasa Persia yang berarti daging panggang. Hidangan ini awalnya adalah cara untuk memanggang daging dengan cara ditusuk dan dibakar di atas api terbuka. Pada dasarnya, kebab adalah metode memasak daging yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
Hidangan kebab pertama kali dikenal oleh bangsa Yunani dan Romawi Kuno. Orang-orang Yunani dan Romawi menggunakan teknik pemanggangan daging di atas api terbuka, yang kemungkinan besar merupakan bentuk awal dari kebab. Bahkan, kebab sudah ada dalam budaya Bangsa Arab, di mana mereka memanggang daging dengan cara mirip seperti kebab yang dikenal sekarang.
2. Kebab dalam Tradisi Turki
Namun, Turki sering dianggap sebagai tempat asal kebab yang modern. Di Turki, kebab telah ada sejak zaman Kekaisaran Ottoman, yang memperkenalkan teknik memanggang daging dengan cara yang lebih terstruktur dan bervariasi. Pada masa ini, kebab sudah memiliki banyak variasi, mulai dari kebab yang menggunakan daging kambing atau domba yang ditusuk dengan tusuk sate dan dipanggang di atas bara api, hingga kebab yang dimasak dengan cara digulung menggunakan roti tipis seperti dürüm.
Salah satu jenis kebab yang terkenal adalah şiş kebab (shish kebab), yang berasal dari kata şiş yang berarti tusuk. Dalam pembuatan şiş kebab, potongan-potongan daging ditusuk menggunakan tusuk besi atau kayu, lalu dibakar di atas api terbuka. Şiş kebab menjadi sangat populer di seluruh dunia berkat tradisi kuliner Turki yang kuat dan pengaruh Kekaisaran Ottoman.
Selain itu, döner kebab, jenis kebab yang dimasak dengan cara diputar di atas api vertikal dan diiris tipis-tipis, juga berasal dari Turki. Döner kebab pertama kali diperkenalkan di Istanbul pada abad ke-19 oleh seorang penjual daging bernama Iskender Efendi. Ia mengembangkan teknik memasak daging domba atau sapi yang dipanggang secara vertikal di atas api dengan menggunakan pemanggang berputar, yang memberikan rasa yang khas dan tekstur daging yang empuk.
3. Kebab di Iran (Persia)
Sementara itu, di Iran, kebab juga memiliki sejarah panjang. Kebab di Iran, yang dikenal dengan nama kebab Persia, sudah ada sejak zaman kekaisaran Persia kuno. Salah satu jenis kebab yang paling terkenal di Iran adalah kebab koobideh, yang terbuat dari daging yang digiling dan dibumbui, kemudian dipanggang di atas api. Kebab ini biasanya disajikan dengan nasi atau roti pita.
Selain kebab koobideh, ada juga kebab barg, yang menggunakan potongan daging domba atau sapi yang dibumbui dan dipanggang di atas api. Kebab di Iran sering kali dimasak dengan teknik tradisional yang melibatkan api terbuka dan pemanggangan dengan perhatian khusus terhadap keseimbangan bumbu dan cara memasak.
4. Perkembangan Kebab di Dunia
Meskipun kebab berasal dari Timur Tengah, hidangan ini telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Kebab Turki, terutama döner kebab, menjadi sangat populer di Eropa, terutama di negara-negara seperti Jerman, Inggris, dan Prancis. Döner kebab diperkenalkan ke Jerman pada 1970-an oleh Kadir Nurman, seorang imigran asal Turki yang membuka warung makanan di Berlin. Kebab ini kemudian menjadi makanan cepat saji yang sangat populer di Eropa dan dikenal dengan variasi roti pita atau fladenbrot yang diisi dengan daging döner, sayuran, dan saus.
Selain itu, kebab India juga berkembang menjadi hidangan yang sangat populer, dengan jenis kebab seperti seekh kebab dan shami kebab yang menggunakan berbagai macam rempah-rempah khas India. Begitu juga dengan kebab Arab, yang banyak ditemukan di negara-negara Teluk seperti UAE, Kuwait, dan Qatar, dengan variasi seperti kebab al-kabab yang dimasak dengan daging sapi atau kambing yang dibumbui dengan rempah-rempah tradisional.
5. Kesimpulan
Meskipun tidak ada satu individu atau kelompok yang dapat dikreditkan sebagai pencipta kebab, hidangan ini berkembang dari tradisi memanggang daging di atas api terbuka yang telah ada sejak zaman kuno. Kebab, dengan berbagai jenis dan variasinya, berakar kuat dalam budaya Timur Tengah, terutama Turki dan Iran, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia melalui migrasi, perdagangan, dan pengaruh budaya.
Secara keseluruhan, kebab adalah hasil dari evolusi kuliner yang dipengaruhi oleh kebudayaan, bahan baku lokal, dan teknik memasak yang telah ada selama ribuan tahun. Dengan sejarah yang kaya dan variasi yang melimpah, kebab telah menjadi salah satu makanan paling ikonik dan disukai di seluruh dunia.
4o mini